BERNASNEWS.COM — ASMI Santa Maria Yogyakarta menyelenggarakan acara Wisuda Diploma III, Sabtu (16/10/2021), di Auditorium Kampus, Jalan Bener, Tegalrejo, Yogyakarta. Kegiatan yang dilaksanakan secara tatap muka dengan protokol kesehatan dan virtual ini, diikuti oleh 82 wisudawan program Diploma III, terdiri dari Program Studi Administrasi Perkantoran sebanyak 35 wisudawan, dari Program Studi Public Relations sebanyak 17 wisudawan dan dari Program studi Manajemen sebanyak 30 wisudawan.
Wisudawan lulusan terbaik dari program studi Administrasi Perkantoran adalahYustrila Tri Laurina dengan nilai IPK 3,70 berasal dari SMAN I Piyungan, Gunungkidul, DIY, dari Program studi Public Relations diraih oleh Aji Pangestu dengan nilai IPK 3,69 berasal dari SMA Bruderan Purworejo, Jawa Tengah, dan dari Program Studi Manajemenlulusan terbaik diraih oleh Novia Windarti dengan nilai IPK 3,62 berasal dari SMKN 7 Yogyakarta.
Direktur ASMI Santa Maria Drs. Y. Suraja, MSi, MM, dalam pesannya pada wisudawan mengingatkan, bahwa VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) istilah atau akronim yang diperkenalkan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus pada tahun 1987, menjadi tereaktualisasi lagi pada masa pandemi Covid-19.
“Revolusi Industri 4.0 atau pun Society 5.0 Volatilitas terjadi, di mana perubahan di semua bidang dan sektor kehidupan termasuk dunia industri yang mempengaruhi kehidupan masyarakat terjadi sangat cepat, tidak terduga. Dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif,” ungkap Suraja.
Dikatakan, bahwa setiap orang, organisasi dan perusahaan menghadapi situasi volatilitas, perubahan cepat, gejolak, ketidakstabilan, dan tak terduganya kejadian. “Ketidakpastian (uncertainty), kompleksitas yang ditandai dengan informasi yang sangat banyak dan saling berhubungan, dan ambiguitas karena kurangnya kepemilikan informasi sehingga orang, organisasi dan perusahaan tidak dapat melakukan prediksi,” kata Suraja.
Agar tidak terjerat pada VUCA, imbuh Suraja, maka kita harus mampu menjadi pemimpin yang baik bagi diri sendiri, dapat menjadi pemimpin tim atau kelompok, organisasi dan perusahaan dengan terus meningkatkan kemampuan mengelola informasi, komunikasi, kolaborasi, dan koordinasi yang penting untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk terus eksis, berkembang, berhasil dan semakin maju.
Dalam kesempatan tersebut, Suraja juga mengingatkan para wisudawan pentingnya untuk menyikapi masa Revolusi Industry 4.0 yang ditandai penerapan otomatisasi peralatan-peralatan digital, penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligent) yang memungkinkan dunia industri menjadi efisien dalam memecahkan masalah.
“Selain itu, juga dapat mewujudkan menjadi pribadi yang berintegritas luhur dan mandiri, sesuai dengan cita-cita yang tertulis di dalam visi ASMI Santa Maria Yogyakarta. Semoga dengan hidup mengembangkan dan memajukan pikiran, hati, fisik, rohani, iman dan moralitas hidup secara integral (utuh), kita masing-masing dan bersama-sama dapat mewujudkan visi dari para pendiri NKRI,” tegas Suraja.
Sementara itu, Ketua Yayasan ASMI Santa Maria Yogyakarta Sr. M. Alfonsine Sri Mulat Supartini OSF menyampaikan, bahwa para wisudawan memiliki harapan besar setelah lulus dari ASMI Santa Maria Yogyakarta dapat menjadi pendukung ikut memajukan lembaga, instansi, perusahaan di mana nantinya bekerja.
“Bagi mereka yang ingin berwirausaha sendiri juga pasti punya harapan besar bahwa usahanya akan berhasil dengan baik, asal mau bekerja keras, tekun, dan setia melaksanakan pekerjaan dan usaha,” pesannya.
Lanjut Sr. M. Alfonsine Sri Mulat Supartini OSF, perjuangkan dan hidupilah hal-hal baik yang telah diajarkan dilembaga ini terlebih yang berhubungan dengan kepribadian Anda seperti jujur, disiplin, tangguh, beriman kuat, dedikasi tinggi, serta etos kerja yang kuat. “Bukan hanya kepandaian atau IP saja yang dibutuhkan setiap orang dalam hidup ini, tetapi juga kepribadian atau karakter yang baik itu sangat menentukan keberhasilan di dalam menghadapi hidup ini,” pungkasnya. (zbd)