BERNASNEWS.COM – Saat ini anak muda menjadi sasaran empuk oleh orang-orang yang ingin mengembangkan paham radikal. Hal ini bisa dilihat dari adanya konflik yang dihadapi bangsa akhir-akhir ini dimana banyak anak muda yang terlibat di dalamnya. Paham radikal berkembang di kalangan anak muda, terutama mahasiswa/ mahasiswa.
“Para mahasiswa/i yang kini terindoktrin paham radikal ibarat bibit-bibit yang baru mau bertumbuh. Meski saat ini mereka tidak menimbulkan bahaya apa pun bagi masyarakat, tapi pikiran negatif yang terus muncul dari paham radikal, akan menjadi sangat berbahaya bagi dunia pendidikan, ketika mereka sudah dewasa, memiliki kekuasaan dan sumberdaya atau akses tertentu,” kata Prof Drs M Mukhtasar Syamsuddin M.Hum PhD of Art, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY, yang tampil sebagai pembicara dalam Kuliah Umum dengan tema Urgensi Bela Negara Melalui Pencegahan Radikalisme bagi Generasi Milenial di Auditorium Kampus ASMI Santa Maria Yogyakarta Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Jumat (8/11/2019).
Dalam kuliah umum yang dipandu oleh Drs De Santo Yohanes MM sebagai moderator dan berlangsung selama 2 jam itu, Prof Mukhtasar mengatakan bahwa yang dihadapi bangsa ini sangat serius, karena ancaman radikalisme yang berpotensi terorisme ingin menggeser ideologi negara Pancasila. Tindakan yang ingin melakukan perubahan dengan cara menyimpang dan memanipulasi di segala aspek kehidupan harus kita hindari.
Untuk itu, Prof Mukhtasar berharap agar mahasiswa/i harus betul-betul memanfaatkan teknologi dengan kemampuan menganalisa, apakah berita atau suatu informasi benar atau tidak benar. Sebab banyak masalah yang timbul bersumber dari berita bohong, berita tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan, yang memprovokasi.
“Upaya mencegah radikalisme adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Kemudian, memahamkan ilmu pengetahun dengan baik dan benar, memanilisir kesenjangan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, mendukung aksi perdamaian dan berperan aktif dalam melaporkan redikalisme dan terorisme serta menyaring informasi-informasi yang didapatkan,” kata Prof Mukhtasar.
Direktur ASMI Santa Maria Yogyakarta Drs Suraja MSi MM mengatakan, kuliah umum dengan tema Urgensi Bela Negara Melalui Pencegahan Radikalisme bagi Generasi Milenial ini dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang paham radikal agar pemuda dan kaum terpelajar tidak salah persepsi dalam menyikapi hal tersebut, apalagi kalangan remaja dan pemuda mudah dipengaruhi dengan paham-paham radikal.
“Kita harus pandai membuat pemahaman radikal yang negatif menjadi hal yang positif. Misalnya, mengubah suatu keadaan secara cepat dan baik, maka kegiatan itu disebut sebagai perbuatan radikal, yaitu radikalisme positif,” tuturnya.
Tema kuliah umum ini diangkat setelah mengamati radikalisme dan terorisme mulai berkembang pada masyarakat Indonesia, khususnya pada pemuda dan kaum pelajar. Dan ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan komitmen ASMI Santa Maria Yogyakarta untuk mencegah dan mengatasi paham radikal di kalangan generasi muda. (Aji Pangestu, Mahasiswa Program Studi Public Relations ASMI Santa Maria Yogyakarta)